Senin, 09 September 2019

Pemimpin Unggul

Seorang pemimpin yang unggul lahir dari pemahaman terhadap dua kalimat syahadat yang total, karena starting point dari people development adalah pemahaman dua kalimat syahadat yang baik. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw telah membangun masyarakat Islam dengan mengawali memahamkan masyarakat dengan syahadatain. Selama 13 tahun di Mekah merupakan starting point untuk melaksanakan people development di Madinah selama 10 tahun. Maka kinerja seseorang di dalam pekerjaannya juga bisa diukur dari pemahamannya terhadap syahadatain. Semakin baik pemahaman terhadap syahadatain maka akan semakin baik kinerjanya.
Di dalam sebuah lembaga pendidikan setidaknya harus memiliki 4 hal antara lain :
1. One Heart


إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

Di dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki niat bekerja semata-mata karena Alloh Swt semata, bukan karena niat-niat yang lain. Jika seseorang bekerja untuk akhirat maka ia akan mendapat akhirat dan dunia akan datang dengan tunduk, dan sebaliknya jika bekerja karena harta dan dunia, maka yang ia akan dapat juga hanya harta dan dunia saja.

2. One Frequency
Seluruh civitas lembaga pendidikan harus memiliki semangat yang sama dalam bekerja. Harus memiliki mental pejuang dengan sebenar kesungguhan.

3. One Team
Untuk mencapai kesuksesan harus memiliki tim yang solid. Bersama-sama lebih baik daripada sendirian. Masing-masing amanah harus berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Semua posisi dalam lembaga penting untuk tetap berkontribusi.

4. One Goal
Lembaga pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas dan sama dan tentunya ini harus diketahui dan dipahami oleh semua anggotanya. Ketika memiliki tujuan yang sama ,akan bisa berjalan bersama dalam perjalanan. Jika terdapat permasalahan dalam lembaga, tinggal diingatkan tentang tujuan bersama yang ingin dituju. Di dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki sistem yang baik untuk menjalankan aktivitas kesehariannya. Jika tidak maka GTK di dalamnya akan membuat sistemnya sendiri-sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Dan ini berarti tidak "one goal". Maka sebuah lembaga pendidikan mutlak memiliki SOP ( System Operational Procedure ) untuk setiap aktivitasnya.

Seorang pemimpin yang unggul harus visioner, berpikir jauh ke depan daripada orang lain. Memikirkan hal-hal yang besar, bermimpi yang besar dan minta dan berdoalah yang besar juga. Maka evaluasinya apakah dalam doa-doa seorang pemimpin ada permintaan untuk lembaga ataukah doanya hanya berisi permintaan-permintaan pribadi saja. Apakah doanya jauh ke depan atau hanya doa-doa jangka pendek saja.
Dalam Surat Al Insyiroh ayat 7 "Fa idza Faroghta Fanshob" yang artinya jika kamu selesai satu urusan maka segeralah kerjakan urusan yang lain dengan sungguh-sungguh. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin harus bekerja dengan planning yang baik. Ketika sudah selesai mengerjakan sebuah urusan, dia akan tahu urusan berikutnya yang harus dikerjakan. Jangan sampai seorang pemimpin tidak tahu apa yang akan dilaksanakan.


Dari tafsir surat At Taubah ayat 128, seorang pemimpin yang unggul harus memiliki setidaknya 3 kepekaan yaitu :

1. Sense of Crisis
Seorang pemimpin harus peka terhadap masalah-masalah kecil yang dialami oleh lembaga, jangan sampai tidak peka dan tiba-tiba sudah menjadi masalah besar yang tentu saja akan lebih sulit penyelesaiannya. Apalagi jika tidak peka sama sekali ketika lembaga sudah di ambang kemunduran karena memiliki masalah besar dan banyak. Untuk mengecek kepekaan ini bisa dengan menuliskan masalah-masalah yang ada dalam lembaga. Tentu saja hal ini tidak hanya berhenti pada kepekaan terhadap masalah yang ada di lembaga ,akan tetapi juga yang lebih penting adalah juga harus berpikir SOLUTIF terhadap permasalahan yang ada. Setelah mendapati lembaga memiliki masalah maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana langkah pemecahan masalah tersebut. Bagaimana bisa berpikir solutif jika peka terhadap masalah saja tidak, oleh karena itu peka terhadap masalah dan berpikir solutif adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisah. Munculnya masalah dalam sebuah lembaga pendidikan juga bisa diukur antara target/harapan dengan kenyataan, apakah terdapat kesenjangan atau tidak. Hal ini mengisyaratkan bahwa peka terhadap masalah juga mensyaratkan sebuah lembaga pendidikan memiliki target/program sehingga dapat diukur ketercapaiannya. Maka harapannya lembaga pendidikan khususnya pemimpinnya harus membuat kebiasaan untuk menginventaris masalah.

2. Sense of Achievment
Seorang pemimpin harus memiliki target dan capaian jelas yang akan dicapai oleh lembaga. Sebagaimana dalam kisah perang Khandaq, saat para sahabat menggali parit dan menemui batu besar yang sulit dipecahkan, Rosululloh turun tangan untuk memecahkan batu tersebut dan mengatakan bahwa Rosululloh melihat umat Islam akan menaklukkan kota yang dikuasai negara super power yaitu Persia dan Romawi. Maka seorang pemimpin harus memberi semangat dan motivasi juga memiliki mimpi, target dan capaian yang besar, terukur dan tersistem.

3. Sense of Peace
Seorang pemimpin harus memiliki sifat kasih sayang. Dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lembaga dan mencari solusi akan mengedepankan kasih sayang. Jika ada yang berselisih akan siap mendamaikan. Jika ada yang bersalah maka diselesaikan dengan kasih sayang.

Kepemimpinan yang kuat
  1. Big Goal
  2. Support People
  3. Orientasi Hasil
  4. Membangun Energi Positif
  5. Kesehatan Fisik
  6. Bangun Agenda Perubahan
  7. Bangun Tim
  8. Buat Strategi Yang Menarik
  9. Analisis Tren Ke Depan

Standar IHSAN


مَا الإِحْسَانُ قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Nabi Saw ditanya tentang Ihsan, beliau menjawab:” Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak bisa melihatnya, sesungguhnya Ia melihatmu” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Standar tertinggi untuk mengukur kinerja seorang pekerja dalam Islam adalah ihsan. Ihsan dalam bekerja berarti melaksanakan semua amanah pekerjaan seakan-akan melihat Alloh, bekerja dengan sepenuh tanggung jawab karena merasa dalam pengawasan Alloh Swt. Jika masih bekerja dengan baik karena sistem yang ada mengharuskan begitu atau karena dengan tujuan dapat penghargaan atau bekerja karena ada pengawasan dari atasan maka kinerja nya belum totalitas meskipun nilai prestasi dan kinerja dalam sebuah lembaga sangat tinggi.