Rabu, 22 Februari 2017

Menolak pemberian

🍁 *_MENOLAK PEMBERIAN_*🍁

Oleh:
_Ustadz Dr. Ahmad Djalaluddin, Lc. MA._

📝 Dikisahkan bahwa *Abdullah bin Amir* mengutus seseorang mengantarkan hadiah uang dan baju kepada *Aisyah* –radliyallahu `anha. Kepada utusan itu Aisyah berkata, _“Saya tidak menerima pemberian siapapun”._ Utusan itu keluar.

Tapi, Aisyah memanggilnya dan berkata, _“Kembalilah, saya ingat sesuatu. Sesungguhnya Rasulullah –shallallahu `alaihi wa sallama- pernah berkata kepadaku:_

*يَا عَائِشَةُ مَنْ أَعْطَاكِ عَطَاءً بِغَيْرِ مَسْأَلَةٍ اقْبَلِيهِ , فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ عَرَضَهُ اللَّهُ عَلَيْكِ.*

_“Aisyah, barangsiapa memberimu hadiah (pemberian) sedang kamu tidak memintanya, maka terimalah. Itu rizki yang diberikan oleh Allah”._ (Majma` Zawaid dengan Rijal hadits yang terpercaya).

*Atha` bin Yasar* juga bercerita bahwa Rasulullah –shallallahu `alaihi wa sallama- memberi Umar bin Khatthab –radliyallahu `anhu- tapi ia menolaknya dan berkta,

*يا رسول الله ، أليس قد أخبرتنا أن خيرا لأحدنا ألا يأخذ لأحد شيئا ؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم:  إنما ذلك عن مسألة، وأما ما كان عن غير مسألة ، فإنما هو رزق رزقكه الله » ، قال : والذي بعثك بالحق لا أسأل أحدا شيئا ، ولا يأتيني من غير مسألة إلا أخذته.*

💭 _“Ya Rasulallah, bukankah engkau memberitahu kami bahwa kebaikan itu bila kita tidak mengambil (pemberian) dari orang lain?”_ Rasulullah menjawab, _“Yang seperti itu bila (engkau diberi) karena meminta. Tapi bila engkau tidak memintanya, maka (pemberian) itu adalah rizki yang dikaruniakan Allah kepadamu”._

Umar pun berkata, _“Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, saya tidak akan meminta kepada siapapun. Dan bila ada yang memberiku tanpa aku memintanya, maka aku menerimanya.”_ *(Hasan Shahih, Al Targhib wa Tarhib, Kitabu al Shadaqat)*

🔆 *Ibnu Abdil Barr* –rahimahullah- meriwayatkan dalam Al Istidzkar bahwa Abu Darda` -radliyallahu `anhu- berkata, _“Sesungguhnya diantara kalian ada yang berdoa, *“Ya Allah karuniai aku rizki”.* Dia tahu bahwa Allah -`azza wa jalla- tidak menurunkan untuknya dinar dan dirham._

_Tapi Allah memberi rizki pada sebagian dan tidak memberi pada yang lain. Jika diantara kalian diberi sesuatu, maka terimalah. Apabila ia tidak membutuhkan (pemberian itu) hendaknya diberikan kepada saudaranya yang membutuhkan._

_Jika ia fakir hendaknya pemberian itu digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Janganlah menolak rizki Allah yang diberikan.”_

💠Menerima hadiah dan pemberian itu sunnah, selama bukan karena meminta. Tapi, bila pemberian itu berupa gratifikasi atau suap *maka dosa,* apalagi bila meminta ‘suap’ dan meminta gratifikasi.

_Wallahu a`lam bisshawab_
🍃🍃🍃💠🔆💠🍃🍃🍃

Malang, 15 Rabiul Awal 1438H.
📡Join Telegram:
http://tlgrm.me/ahmadjalaluddin

*_Silahkan disebarkan channel Telegram ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah kita. Aamiin._*

Berilmu....

Faiz:
Beliau rahimahullah berkata dalam kitab Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i,

Aku melihat pemilik ilmu hidupnya mulia walau ia dilahirkan dari orangtua terhina.
Ia terus menerus menerus terangkat hingga pada derajat tinggi dan mulia.
Umat manusia mengikutinya dalam setiap keadaan laksana pengembala kambing ke sana sini diikuti hewan piaraan.
Jikalau tanpa ilmu umat manusia tidak akan merasa bahagia dan tidak mengenal halal dan haram.

Diantara keutamaan ilmu kepada penuntutnya adalah semua umat manusia dijadikan sebagai pelayannya.
Wajib menjaga ilmu laksana orang menjaga harga diri dan kehormatannya.
Siapa yang mengemban ilmu kemudian ia titipkan kepada orang yang bukan ahlinya karena kebodohannya maka ia akan mendzoliminya.

Wahai saudaraku, ilmu tidak akan diraih kecuali dengan enam syarat dan akan aku ceritakan perinciannya dibawah ini:
Cerdik, perhatian tinggi, sungguh-sungguh, bekal, dengan bimbingan guru dan panjangnya masa.
Setiap ilmu selain Al-Qur’an melalaikan diri kecuali ilmu hadits dan fikih dalam beragama.
Ilmu adalah yang berdasarkan riwayat dan sanad maka selain itu hanya was-was setan.

Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru.
Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.
Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar,
Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya,
Maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya.
Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa.
Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya.


Ilmu adalah tanaman kebanggaan maka hendaklah Anda bangga dengannya. Dan berhati-hatilah bila kebanggaan itu terlewatkan darimu.
Ketahuilah ilmu tidak akan didapat oleh orang yang pikirannya tercurah pada makanan dan pakaian.
Pengagum ilmu akan selalu berusaha baik dalam keadaan telanjang dan berpakaian.
Jadikanlah bagi dirimu bagian yang cukup dan tinggalkan nikmatnya tidur
Mungkin suatu hari kamu hadir di suatu majelis menjadi tokoh besar di tempat majelsi itu.

***
Disadur dari kitab Kaifa Turabbi Waladan Shalihan (Terj. Begini Seharusnya Mendidik Anak), Al-Maghrbi bin As-Said Al-Maghribi, Darul Haq.

*_ISTIDRAJ_*

Istidraj adalah suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Jadi, ketika Allah membiarkan kita :
1. Sengaja meninggalkan shalat.
2. Sengaja meninggalkan puasa.
3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.
4. Berat untuk bershadaqah.
5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.
6. Mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah.
7. Menganggap enteng perintah-perintah Allah.
8. Merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat.
9. Tidak mau menuntut ilmu syar'i.
10. Lupa akan kematian.

Tetapi Allah tetap memberikan kita :
1. Harta yang berlimpah.
2. Kesenangan terus menerus.
3. Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.
4. Tidak pernah diberikan sakit.
5. Tidak pernah diberikan musibah.
6. Hidupnya aman-aman saja.

Hati-hati karena semuanya itu adalah ISTIDRAJ..

Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah Allah, Allah menunda segala bentuk azabNya.

Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada kematian.

Jangan dulu merasa aman, nyaman, tentram dengan hidup kita saat ini, seolah hidup kita penuh berkah dari Allah, lihat diri kita.

Bila semua kesenangan yang Allah titipkan tapi justru membuat kita semakin jauh dari Allah dan melupakan segala perintah-perintahNya bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.

Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ ﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻭَﻫُﻮَ
ﻣُﻘِﻴﻢٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻨْﻪُ ﺍﺳْﺘِﺪْﺭَﺍﺝٌ

“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,

ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺴُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺫُﻛِّﺮُﻭﺍ ﺑِﻪِ ﻓَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﺮِﺣُﻮﺍ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎﻫُﻢْ ﺑَﻐْﺘَﺔً ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫُﻢْ ﻣُﺒْﻠِﺴُﻮﻥَ

“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)